Senin, 21 Juli 2014

Tuhan, Tolong Rubah Nasibku

Tuhan, Tolong Rubah Nasibku
Sebut saja namaku titi, Aku bukanlah wanita super, Aku hanya anak dari seorang tenaga buruh sawit, Aku hamil ketika duduk di bangku SLTA, dan itu bukanlah kehamilan yang kuinginkan. Kehamilanku adalah buah kebiadaban anak majikan kami. Dia memperkosa ku di tengah kebun yang sepi dalam rutinitas ku mengantarkan makan siang untuk ayahku.

Kami orang kecil yang tak berdaya menuntut, hanya mengiyakan ketika mereka membuat perjanjian damai dengan menikahkan kami. Dan benar, aku dinikahinya kemudian diceraikan lagi setelah bayi mungil ini keluar dari rahimku. Hari- hari kami lalui tanpa ada tanggung jawab secara finansial dari keluarga majikan kami, bahkan ibuku sekarang turun ke kebun membantu ayah.

3 bulan berlalu, aku makin tak tega melihat orang tua ku yang sudah senja terus menerus bekerja.
Singkat cerita, aku berhasil mendapatkan pekerjaan di kota sebagai pembantu rumah tangga.
Majikanku janda, baik, pendiam, sakit - sakitan, dan hanya mempunyai seorang anak, itu pun tinggal jauh dari nya. Hampir 1 bulan aku bekerja, aku betah tinggal disini walau tak bisa ku pungkiri, aku kangen dengan bayi dan keluarga ku di kampung.


Tiba dipenghujung bulan, tiba - tiba sang majikan memanggilku. Dia memberikan 1 amplop berisi uang dan sebuah kartu nama padaku  kemudaian menyuruh ku berkemas untuk pulang pada keluarga ku. Ada apa gerangan, apakah aku berbuat kesalahan ?
Ternyata bukan karena sebuah kesalahan.
Majikan ku cermat mengamati ku, Aku sering keluar masuk kamar mandi, dan berada di dalamnya cukup lama. Rupanya beliau mengintipku hingga akhirnya tahu bahwa aku sedang memeras asi dari payudaraku.

Akhirnya aku pulang, dan kartu nama itu adalah tujuanku selanjutnya untuk mengadu nasib. Berjarak tempuh 3 jam dari kampung tinggal ku, sehingga aku bisa pulang setiap hari. Aku yakin, Tuhan memberikan ujian padaku karena Ia menyayangiku. " Tuhan, hamba ikhlas menerima. Hamba yakin bahwa setelah hujan ini, kan Kau berikan pelangi untukku ". " Aamiin "

* Seperti dikisahkan Titi dalam emailnya kepada ideavenusa@gmail.com dengan pengeditan seperlunya tanpa merubah inti cerita *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar