Sebut saja namaku titi, Aku bukanlah wanita
super, Aku hanya anak dari seorang tenaga buruh sawit, Aku hamil
ketika duduk di bangku SLTA, dan itu bukanlah kehamilan yang kuinginkan. Kehamilanku adalah buah
kebiadaban anak majikan kami. Dia memperkosa ku di tengah kebun yang sepi dalam
rutinitas ku mengantarkan makan siang untuk ayahku.
Kami orang kecil yang tak berdaya menuntut,
hanya mengiyakan ketika mereka membuat perjanjian damai dengan menikahkan kami. Dan benar, aku
dinikahinya kemudian diceraikan lagi setelah bayi mungil ini keluar dari
rahimku. Hari- hari kami lalui tanpa ada tanggung jawab secara finansial dari keluarga
majikan kami, bahkan ibuku sekarang turun ke kebun membantu ayah.
3 bulan berlalu, aku makin tak tega melihat
orang tua ku yang sudah senja terus menerus bekerja.
Singkat cerita, aku berhasil mendapatkan
pekerjaan di kota sebagai pembantu rumah tangga.
Majikanku janda, baik, pendiam, sakit -
sakitan, dan hanya mempunyai seorang anak, itu pun tinggal jauh dari nya. Hampir 1 bulan
aku bekerja, aku betah tinggal disini walau tak bisa ku pungkiri, aku kangen
dengan bayi dan keluarga ku di kampung.
Tiba dipenghujung bulan, tiba - tiba sang
majikan memanggilku. Dia memberikan 1 amplop berisi uang dan sebuah kartu nama
padaku kemudaian menyuruh ku berkemas
untuk pulang pada keluarga ku. Ada apa gerangan, apakah aku berbuat kesalahan ?
Ternyata bukan karena sebuah kesalahan.
Majikan ku cermat mengamati ku, Aku sering
keluar masuk kamar mandi, dan berada di dalamnya cukup lama. Rupanya beliau
mengintipku hingga akhirnya tahu bahwa aku sedang memeras asi dari payudaraku.
Akhirnya aku pulang, dan kartu nama itu
adalah tujuanku selanjutnya untuk mengadu nasib. Berjarak tempuh 3 jam
dari kampung tinggal ku, sehingga aku bisa pulang setiap hari. Aku yakin,
Tuhan memberikan ujian padaku karena Ia menyayangiku. " Tuhan, hamba
ikhlas menerima. Hamba yakin bahwa setelah hujan ini, kan Kau berikan pelangi untukku
". " Aamiin "
* Seperti dikisahkan Titi
dalam emailnya kepada ideavenusa@gmail.com
dengan pengeditan seperlunya tanpa merubah inti cerita *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar