Menikmati sore yang agak mendung dan dingin ini, rasanya tak keliru jika saya bersantai di teras ditemani secangkir teh madu dan sepiring kecil pisang goreng plus sebuah novel Harlequin koleksi istimewa, berjudul Merayu Pria Italia ( Flirting With Italian ) karya Liz Fielding. Kira-kira, seperti ini sinopsisnya :
" Tas sudah dikemas, tiket sudah dipesan. Tak lama lagi aku akan tiba di Roma dan hidup di tengah orang-orang berbahasa asing "
Sarah Gratton, seorang guru di Maybridge High memutuskan pindah ke Roma untuk melupakan sakit hati setelah pertunagannya dengan Tom seorang guru olahraga, gagal.
Lex, kakek buyut Sarah menyarankan agar dia mencari kekasih di sana. Tidak perlu sebuah hubungan serius, kriteria terpenting adalah pria Italia yang tapan dan bermata gelap.
Tanpa disangka, Sarah menemukan pria sesuai saran kakek buyutnya. Matteo di Serrone, seorang Conte ( istilah Italia untuk gelar Count ) pemilik perkebunan anggur Isola Del Serrone yang tersohor dan rentan oleh gosip, sasaran empuk bagi paparazi disana. Matteo benar-benar calon kekasih ideal.
Kisah penuh dengan bunga-bunga dimulai setelah pertemuan tak disengaja itu. Matteo, sosok pria yang sangat santun, mesra, hangat, romantis, mampu membuat kaum hawa yang membaca novel ini berandai-andai memiliki kekasih atau pendamping sepertinya.Hmm, karya istimewa, menyajikan sebuah hubungan sarat romantisme, membuat hati pembaca ikut meleleh, hubungan percintaan yang elegan oleh dua orang dewasa tanpa melibatkan hubungan sexs didalamnya.
Seiring dengan waktu, konflik pun terjadi. Matteo sebenarnya sangat paranoid untuk menjalin hubungan dengan wanita karena tiga kali hatinya terluka oleh penghianatan sang ibu, pengasuh terdekatnya, dan kekasihnya yang bernama katerina. Namun ia tak kuasa dan menjatuhkan hatinya pada Sarah, mencoba membangun kepercayaan kembali. Kali ini badai datang kembali, pagi itu, sebuah koran harian terbit dengan judul berita "Rahasia Keluarga Serrone" terpampang sebagai headline. Apakah itu ulah Sarah yang mendekati Matteo agar bisa mendapatkan rahasia keluarga Serrone dan kemudian dia menjualnya ke media ???
Bukan, bukan seperti itu kebenarannya. Namun Matteo yang terlanjur emosi menuduh Sarah yang tega melakukan. Hehe, pembaca ikut larut dalam bagian klimaks cerita ini, emosi dan airmata pun berderai.
Siapakah yang menjadi dalang ?? Rasanya kurang seru jika saya sebutkan disini.
Oiya, saya memulung beberapa kata indah dari novel ini. Rasanya sayang jika Anda lewatkan.
- Kepergianku ini, alasannya lebih karena ingin melarikan diri daripada berpetualang ( Sarah )
- Resep untuk luka hatimu, percintaan dengan pria Italia bermata kelam, bukan percintaan serius. Hanya percintaan bersenang-senang untuk mengukir kenangan yang akan membuatmu tersenyum dan menghangatkanmu pada malam hari saat kau tua nanti ( Lex )
- Mata Matteo segelap malam, namun menyembunyikan letupan petir di dalamnya ( Sarah )
- Disuatu tempat jauh didalam otakku, kata TIDAK serasa tertatih-tatih bertahan di tepi jurang ( Sarah )
- Setiap orang mempunyai harga masing-masing ( Matteo )
- Jangan pernah percaya pada wajah yang tersenyum ( Matteo )
- Aku penasaran, apakah kau pria yang sabar menguraikan simpul, atau langsung meraih gunting ( Sarah )
- Kita sering menganggap enteng keberadaan kita di dunia ini, namun hal itu bergantung pada seutas garis takdir yang begitu tipis, sering kali ada benang tipis yang sanggup menahan beban seberat apapun sementara lainnya kelihatan kuat namun tiba-tiba putus.
- Pengalaman pernah disakiti bisa membuatmu terjungkal, menggoyahkan rasa percaya dirimu, membuatmu rentan terhadap usulan yang dalam keadaan normal tidak akan kau pertimbangkan ( sasaran empuk untuk orang tidak bermoral )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar