Kamis, 31 Juli 2014

Hatiku Rasa Blueberry

Hatiku Rasa Blueberry
Yank, kali ini ijinkan aku menjadi duta hatiku, menjadi marketing untuk hatiku sendiri dimana produk yang ku tawarkan adalah hatiku ini. Yank, produk ini edisi terbatas, hanya ku tawarkan kepadamu, dan aku yakin kau tak akan mendapatkan produk sejenis di toko manapun. Yank, inilah produkku " Hati rasa blueberry ".

Taukah Sayang, kemarin aku dihadapkan pada persimpangan dimana aku harus MEMILIH atau MELUPAKAN. Huft, pilihan yang sebenarnya tak mudah, Sayang. Tapi tanpa ragu aku temukan jalan baru untuk kembali mencintaimu disaat semua menawarkan ku jalan untuk meninggalkanmu. Nah, masihkah kau ragu akan rasa blueberry di hatiku ?

Yank, masihkah kau ingat getar yang kita rasa kala itu ? Kala kita bertemu, berdekatan, dan saling memandang. Sungguh hingga kini getar itu masih terasa. Degub jantung kita kala itu tak ubahnya seperti saat kita dihadapkan pada sebuah tayangan horor " I Know What You Did Last Summer ". Dan dalam pelukan yang paling dalam kala itu, aku dan kau telah menyetujui bahwa pelukan kita adalah janji untuk berpura-pura bahwa kita tak saling mencintai. Ya, tak saling mencintai untuk sesaat, akan tetapi untuk cinta yang sempurna, cinta yang dewasa.
Namun ketahuilah Sayang, jalan berliku dan terjal ada di hadapan kita, hingga terkadang saat takdir telah berbaik hati pada kita, selalu saja ada jurang dimana semua impian kita bisa terjatuh ke dalamnya. Itulah mengapa Sayang, aku mau cinta yang dewasa tanpa kecemasan dan bimbang.

Yank, kamu tak akan pernah tahu, sebelum tidur aku suka meletakkan tanganku di dada dan merasakan kau sedang berdetak dalam sudut paling rahasia di hatiku, yap di sudut penuh dengan rasa lezat blueberry itu. Tapi Sayang, kali ini ijinkan pula aku menjadi seorang demonstran yang mewakili hatiku untuk menentang sikapmu. Aku lelah, Sayang. Aku jenuh. Sikap diam dan bekumu membuatku bosan dan jemu.
Ingat Sayang, empedu ada sangat dekat dan sering merayu. Setiap saat bisa saja pahitnya menenggelamkan rasa lezat blueberryku hingga semuanya sirna.
Yank, aku butuh pagi setelah gelapnya hari, aku butuh tersenyum setelah sedihku, dan aku butuh hati untuk ku sayangi.

Yank, waktu bagai sungai mengalir, kau takkan bisa menyentuh air yang sama untuk kedua kalinya. Sebelum semuanya menjadi kosong selaksa cangkir kopi di depanku, sebelum kekang ini ku ayun, dan kudaku melangkah untuk ku tambatkan pada tempat persinggahan selanjutnya, ku tawarkan kembali padamu untuk terakhir kali, " Hatiku rasa blueberry ".




Tidak ada komentar:

Posting Komentar